Lembaga Kepolisan sekarang lagi terpojok. Keseriusan, integritas dan komitmennya untuk memberantas korupsi dipertanyakan jutaan rakyat Indonesia. Nada-nada sumbang dan tidak enak, kecaman bahkan hujatan terus mengalir deras mengritisi kebijakan Polri yang dianggap merekayasa penahanan dua orang petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non aktif Bibit-Chandra. Tidak hanya itu, dugaan kuat keterlibatan berapa petinggi Polisi dalam perekayasaan skenario penahanan Bibit-Chandra terkuat setelah semua rakyat mendengar rekaman 4,5 jam pembicaraan Anggodo Widjojo (adik dari Anggoro – DPO) yang disadap KPK, dan diputar di Mahkamah Konstitusi (MK) Selasa kemarin (3/11).
Istilah Cicak vs Buaya sudah berubah. Sang Cicak sekarang tidak sendirian lagi. Hampir semua komponen masyarakat rela dirinya menjadi Cicak bergabung dengan KPK. butinya bisa dilihat di gerakan seribu facebokers dukung KPK
Hal itu baru yang masuk dalam jejaring sosial pertemanan facebook, sedangkan rakyat pinggiran yang tidak mengenal dunia maya mungkin jutaan yang menyatakan mendukung KPK.
Sekarang semua mata dan konsentrasi rakyat terfokus pada kasus ini. Begitu rusakkah lembaga penyidikan Polri dan Kejaksaan??
Sementara, dari polisi sendiri sampai saat ini masih belum mengakui tudingan tersebut, dan mereka tetap berpendirian bahwa penahanan Bibit-Chandra sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Walaupun sudah jelas sekali didalam penetapan kedua tersangka itu dipenuhi dengan rekayasa sesuai dengan rekaman pembicaraan Anggodo tersebut.
Sekarang tinggal rakyat Indonesia saja yang menilainya.?
bagaimana penilaian anda ?
Saya memilih KPK , karena saya rasa kerja KPK sudah sangat baik sekali . lihat saja , sudah banyak yang tertangkap , bukan yang kecil lagi . malah banyak orang" besar !!!